Cirebon - Kemarau panjang mengakibatkan kekeringan di berbagai pelosok desa di
wilayah Kabupaten Cirebon. Salah satunya, di Desa Bungko, Kecamatan
Kapetakan. Mereka berebut air bersih dari mobil tangki PDAM yang
mengirim air ke desa tersebut, Selasa (25/9/2012).
Setiap musim kemarau, sebagian besar desa di Kecamatan Kapetakan
mengalami krisis air, termasuk warga di Desa Bungko, Bungko Lor dan
Bungko Kidul. Untuk memenuhi kebutuhan memasak, mencuci, mandi dan cuci
mereka harus membeli air bersih.
“Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, kami di sini harus membelinya
dengan harga yang mahal,” kata Rahayu, warga desa Bungko Lor.
Menurutnya, harga setiap jerigen berkapasitas 20 liter mencapai Rp
30.000. Sementara, kalau untuk mencukupi kebutuhan satu keluarga dengan
empat orang anak setidaknya memerlukan 20 jerigen air setiap hari.
Artinya, untuk memenuhi kebutuhan air harus mengeluarkan biaya tambahan
Rp 600.000 setiap hari, jika kebutuhan itu ingin terpebuhi secara
normal.
“Kalau tidak mandi, atau untuk minum atau keperluan lain dikurangi ya tidak sampai sebanyak itu,” katanya.
Diakui Rahayu, untuk kebutuhan mandi dan cuci terpaksa menggunakan air seadanya, seperti memanfaatkan air sungai yang ada di depan rumah.
Diakui Rahayu, untuk kebutuhan mandi dan cuci terpaksa menggunakan air seadanya, seperti memanfaatkan air sungai yang ada di depan rumah.
Demikian pula yang dialami masyarakat Desa Bungko, kekurangan pasokan
air bersih dari PDAM Kabupaten Cirebon. Warga di daerah Bungko ketika
mengetahui ada kiriman air selalu berebut. “Gara-gara rebutan air
bersih, warga nyaris bentrok,” kata H Muhammad Carkim, Kuwu Desa Bungko.
Carkim mengakui, mahalnya harga air bersih saat ini. Bahkan, kalau
sedang sangat kekurangan seperti sekarang bisa mencapai Rp 40.000 setiap
jerigen dan kalau air tidak rebutan harga air hanya Rp 30.000.
Dia mengatakan, Desa Bungko dengan 5000 jiwa, setiap musim kemarau
selalu kesulitan air bersih. Air bersih seringkali diperebutkan oleh
warga desa tetangga. Padahal, kiriman air untuk warga Desa Bungko,
tetapi karena sama-sama memerlukan air bersih, maka warga desa tetangga
juga ikut rebutan air gratis tersebut. Setiap datang pasokan air PDAM
selalu menjadi rebutan warga.
Sementara, Direktur PDAM Kabupaten Cirebon, HM Nasija Wanardi,
seperti disampaikan Humas PDAM, Sri Rezeqi mengatakan, selama musim
kemarau datang membantu masyarakat yang kesulitan air bersih.
“Setiap hari armada tangki air tak henti-hentinya hilir mudik
membantu masyarakat Kabupaten Cirebon yang kesulitan air di 12
kecamatan. Di antaranya 7 desa di Kecamatan Kapetakan,” jelasnya.
Dia mengakui, selama masyarakat kekurangan air pihak PDAM sedikitnya
mendroping air 41 rit tangki per hari yang tersebar di 12 Kecamatan
Kabupaten Cirebon. Aksi sosial droping air secara gratis dimulai sejak
masyarakat membutuhkan air bersih di musim kemarau dan akan berhenti
setelah datangnya musim hujan
Sumber : http://www.lensaindonesia.com/2012/09/25/kemarau-panjang-sejumlah-desa-di-cirebon-krisis-air-bersih.html
0 comments :